Kehidupanku ibarat alam ini


Setiap ku menapak selalu saja menemukan jalan buntu. Padahal ada ribuan jalan tak berbuntu tetapi setiap ku melangkah aku tak pernah menjumpainya, yang ku jumpai hanyalah jalan buntu dan aku harus memutar langkahku kembali menuju jalan setapak yang tadi ku lewati. Walaupun aku sudah berjalan mundur dan mencari jalan lain yang lebih baik. Tetapi tetap saja jalan buntu ada di depan mataku. Perumpamaan tersebut sama seperti apa yang ku alami saat ini. Aku benar-benar tidak bisa melakukan apapun saat ini dan didalam situasi seperti ini
Aku merasa tak berdaya. Setiap aku sudah melihat ada jalan setapak yang tak berbuntu, selalu saja langkah ini terhenti. Dan rasanya berat sekali untuk melangkah. Sekuat apapun aku berusah melangkah tetapi tetap saja sia-sia.
     Waktu terasa terhenti sejenak dan rasanya ingin sekali me preview kembali menujuh jalan start lalu , memulai langkah ke arah jalan setapak yang lebih baik, dipenuhi banyaknya cahaya matahari, padang rumput yang hijau, birunya lautan dan putihnya pasir pantai. Kondisi itu selalu ku bayangkan hingga saat ini. Rasanya ingin sekali saat ini berada di situasi tempat seperti itu, karena saat ini tempat yang ku pijak penuh dengan kepenatan. Sirkulasi udara yang tidak baik, banyaknya polusi. Polusi diibaratkan perkataan kotor, lautan yang kumuh diibaratkan kehidupan yang penuh dengan pertengkaran. Dan kotornya pasir pantai diibaratkan tidak adanya keharmonisan. Walaupun aku memiliki kunci untuk memperbaiki semua keadaan ini tapi aku tak akan pernah bisa menggunakan kunci itu. Kunci itu hanya aku yang mempergunakannya untuk memperbaiki sebagian lautan dan pasir pantai di daerahku saja. Sesungguhnya aku tak inggin kunci itu hanya aku yang mempergunakannya. Aku ingin sekali berbagi dengan seluruh lautan dan pasir di daerahku, akantetapi aku tak pernah tau bagaimana cara melakukannya agar bermanfaat. Setiap kali aku melihat satu daerah semakin keruh dan keruh hatiku merasa miris, bagaikan tertsuk duri, karena aku hanya bisa meratapi keadaan ini.
       Semakin hari ombak yang bermunculan semakin besar, air lautan semakin menghitam, ikan di lautan semakin strees, dan ada yang berharap ingin mati saja.  akupun tak bisa berbuat apa-apa. Padahal aku tau caranya agar perkataan ingin mati itu jauh-jauh dari ikan itu. Tapi untuk melunakkan seseorang yang mengotori lautan itu sangatlah susah, yang ku pikirkan saat ini sampai kapan lautan ini kotor dan sampai kapan batas mental ikan itu. Akankah ikan itu berakhir dengan strees seumur hidupnya? Ataukan nantinya ketika ikan itu beranjak dewasa ia akan normal dengan sendirinya? Hanya usaha dan waktu yang dapat menjawab semuanya. Tak lupa aku selalu berdoa agar pada suatu saat nanti kunci ini dapat berguna. Entah kapan hanya tuhan yang tau.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEAST - Kimi wa dou?

Arashi Biografi

New Dorama: Mioka