Pertemuan Ke empat Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar


Pengembangan Sel Punca (Stem Cell)


Tepat seabad yang lalu, tahun 1908, istilah “stem cell” pertama kali diusulkan
oleh ahli histologi Rusia, Alexander Maksimov pada kongres hematologi di Berlin. Ia
mempostulatkan adanya sel induk yang membentuk sel-sel darah (haematopoietic stem
cells). Tahun 1978, terbukti teori ini betul dengan ditemukannya sel-sel punca di daerah
sumsum tulang belakang manusia.
Perkembangan riset sel punca melaju cepat dalam 10 tahun terakhir. Tahun
1998, James Thomson berhasil membiakkan untuk pertama kali sel-sel punca embrionik
manusia di Universitas Wisconsin-Madison. Pada bulan Oktober 2007, Mario Capecchi,
Martin Evans, dan Oliver Smithies memperoleh hadiah Nobel Kedokteran untuk riset





mereka mengubah gen-gen tertentu pada mencit menggunakan sel punca embrionik
hewan ini. Kemudian pada November 2007 dua ilmuwan Jepang, Shinya Yamanaka dan
Kazutoshi
Takahashi,
serta
James
Thomson
secara
terpisah
mengumumkan
keberhasilan mereka menciptakan aneka jenis sel somatik dari sel punca hasil
reprogram sel somatik (induced pluripotent cells) yang berasal dari sel-sel kulit manusia.
Temuan ini merupakan kesempatan untuk terapi regeneratif tanpa dibebani persoalan
etik karena tidak memanfaatkan sel-sel punca dari pembiakan embrio.
Di dalam tubuh manusia dan hewan pada umumnya terdapat dua jenis sel, yaitu
sel somatik (tubuh) dan sel seksual (sperma dan sel telur). Dalam perkembangannya
ada lebih dari 200 jenis sel manusia yang berbeda, misalnya sel saraf, kulit, darah,
ginjal, hati, otot, jantung, usus hingga tulang. Setiap jenis sel pada tubuh manusia ini
dapat dirunut balik dari sel telur yang difertilisasi oleh sel sperma membentuk morilla
dan dalam lima hari menjadi blástula, yang kemudian membentuk sekumpulan sel
punca.
Selain sel-sel punca embrionik, ada sel-sel punca dewasa yang ditemukan di
jeringan otak, mata, darah, hati, sumsum tulang, otot, dan kulit. Jadi definisi untuk sel
punca adalah sebuah sel tunggal yang dapat bereplikasi sendiri menjadi sel serupa atau
berdiferensiasi menjadi aneka jenis sel yang sama sekali berbeda (pluripoten).
Karena sifat-sifatnya inilah maka sel punca diyakini dapat digunakan untuk
meregenerasi sel-sel tubuh manusia yang rusak. Misalnya memperbaiki bagian jaringan
jantung yang mati pada pasien serangan jantung, atau menumbuhkan jaringan
otak/saraf dan pembuluh darah baru pada pasien stroke sehingga yang tadinya lumpuh
dapat berjalan lagi.
Diyakini pula sel punca dapat meregenerasi organ ginjal yang
rusak, mengganti kulit pada pasien luka bakar, menyembuhkan pasien diabetes dan
komplikasinya, Parkinson dan Alzheimer, artritis, cedera tulang belakang, dan masih
banyak lagi “mukjizat” kesembuhan lainnya (Kompas, 26 Nopember 2008, Irwan
Julianto).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEAST - Kimi wa dou?

Arashi Biografi

New Dorama: Mioka