Perkembangan Anak


 PERKEMBANGAN ANAK BERJALAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karangan ilmiah ini. Tema yang saya pilih adalah “Perkembangan Anak Berjalan  pada balita”.

Adapun tujuan saya menulis karangan ini adalah untuk mengetahui perkembangan anak berjalan. Saya harap tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah informasi.

Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu menyusun karangan ini, juga kepada teman – teman yang telah membantu dalam mengisi angket. Walaupun sebenarnya selama dalam pembuatan karangan ini saya mengalami banyak hambatan, seperti susahnya mencari objek untuk di teliti, mencari bahan – bahan informasi, dan sebagainya.

Saya menyadari bahwa karangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata saya ucapkan semoga karangan ini dapat bermanfaat.




Depok, 13 November 2010


Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. PERUMUSAN MASALAH.

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan adalah penambahan ukuran baik itu volume, berat, dan panjang. Pertumbuhan bersifat kuantitatif. Artinya, pertumbuhan merupakan suatu proses yang dapat diukur, sehingga pertumbuhan juga sering disebut dengan proses reversibel. Pertumbuhan pada manusia hanya mengacu pada fisiknya saja. Dimana fisik manusia akan tumbuh dimulai dari waktu tertentu dan akan mencapai puncaknya pada waktu tertentu pula, dan pada akhirnya pertumbuhan juga akan berhenti sama sekali pada suatu masa. Apabila digambarkan grafik pertumbuhan, maka garis pertumbuhan akan dimulai dari masa bayi, lalu ke atas menjadi anak-anak, remaja menuju dewasa,dimana pada saat inilah pertumbuhan mengalami puncaknya, yang kemudian akan turun pada masa lansia. Sehingga pertumbuhan pada manusia hanya mencapai pada waktu tertentu.
Pertumbuhan pada manusia juga diiringi dengan perkembangan yaitu peningkatan kualitas manusia baik dari segi tingkah laku, cara berfikir, dan semua yang ada dalam diri manusia itu sendiri. Sebagai contoh, manusia mulanya bayi yang hanya bisa menangis, lambat waktu bayi itu mulai merangkak dan berdiri. Hal itu karena ada perkembangan dalam diri sang bayi. Tidak seperti pertumbuuhan, perkembangan bersifat kualitatif. Artinya, perkembangan tidak dapat diukur dengan angka, melainkan dengan kualitas atau kemampuan yang dimilikinya. Perkembangan manusia mengacu pada fisik dan psikisnya. Pada fisik contohnya, bayi yang mulanya hanya bisa merangkak,kini mulai bisa berlari. Dan pada psikis contohnya yaitu peningkatan pola pikir dari anak-anak, mulai mampu berfikir rasional untuk lebih dewasa. Sehingga perkembangan mannusia terjadi sepanjang hayat.
Jadi, pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang berjalan saling beriringan. Keduanya mempengaruhi kehidupan manusia dengan segala aspeknya. Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan bertahap. Artinya, pertumbuhan dan perkembangan manusia itu akan berjalan sesuai dengan tingkat kesiapan dan kematangan manusia itu sendiri. Yang kemudian akan mempengaruhi kualitas manusia itu sendiri selanjutnya.
B. PERUMUSAN MASALAH.
Anak Sebagai Totalitas artinya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Anak sebagai totalitas mengandung beberapa pengertian yaitu:
Anak memiliki aspek utuh dalam dirinya dan tidak dapat dipisahkan, yaitu aspek fisik dan aspek psikis. Kedua aspek tersebut sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berkaitan dengan aspek fisik, yang dinamakan organisme adalah mahluk hidup. Sedangkan mahluk hidup itu sendiri adalah unity atau gabungan dari berbagai sel membentuk jaringan, jaringan- jaringan saling berkumpul membentuk organ, dan organ-organ saling berkumpul membentuk organisme atau individu. Oleh karena itu anak juga sebagai individu. Sehingga tidak mungkin dapat dikatakan anak apabila hanya terwujud badan tanpa kepala atau sebaliknya. Karena pada hakekatnya anak merupakan suatu unity dari organisme.
Telah diketahui bahwa secara garis besar, didalam diri anak ada dua aspek yaitu aspek fisik dan aspek psikis. Dimana kedua aspek tersebut saling berhubungan membentuk suatu fungsional. Artinya bahwa kedua aspek tersebut saling mendukung, mendorong dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh seorang anak yang sedang sakit, yang berarti bahwa anak tersebut mengalami gangguan psikisnya, maka fisiknya juga akan tepengaruh. Yaitu berat badannya akan turun, pertumbuhannya akan terganggu. Contoh lain yaitu apabila seorang anak sedang marah, maka sikap anak tersebut menjadi tidak terkontrol.
Anak berbeda dengan orang dewasa, baik dari segi fisik maupun dari segi psikis. Anak bukan miniatur dari orang dewasa. Dari segi fisik, sudah jelas bahwa anak memiliki postur tubuh dan kekuatan yang berbeda dengan orang dewasa. Dari segi psikis, anak cenderung bersikap irasional dan belum terarah. Sedangkan orang dewasa mempunyai pola pikir yang rasional dan terarah. Mereka mulai memperhatikan segi manfaat dari kegiatan yang dilakukan dengan berbekal pada ilmu yang telah didapat pada masa lalu. Sedangkan anak-anak masih mengutamakan kesenangan dan belum mempunyai bekal belajar yang cukup.
Totalitas berbeda dengan holistik. Totalitas lebih cenderung kepada keseluruhan aspek yang masih terpisah, sedangkan holistik cenderung kepada keseluruhan aspek yang telah menyatu. Ada tiga proses utama dalam proses perkembangan yang holistik, yaitu
Proses biologis,proses kognitif, dan proses psikososial. Proses biologis merupakan proses yang timbul dari anak itu sendiri, dan bersifat biologis. Proses kognitif mempengaruhi pola pikir anak itu sendiri, dan proses psikososial berhubungan dengan mental anak tersebut. Dalam perkembangan anak, ketiga proses itu saling berkaitan satu sama lain. Sebagai contoh ada seorang anak yang mengalami gangguan pertumbuhan kakinya,maka anak tersebut terkendala dalam kemampuan dalam berjalan. Karena anak tersebut tidak normal, maka anak tersebut dalam bergaul tidak mempunyai rasa percaya diri. Namun demikian, totalitas dan holistik saling berkaitan. Karena pada hakekatnya perkembangan mengikutsertakan keseluruhan aspek-aspek dalam anak itu sendiri.

BAB II PEMBAHASAN
Kematangan dan Pengalaman
Kematangan dan pengalaman juga mempengaruhi perkembangan anak. Kematangan adalah kesiapan anak untuk menerima proses perkembangan itu sendiri. Kematangan anak dipengaruhi oleh faktor biologis. Karena kematangan itu hakikatnya berjalan secara alami, walaupun terkadang faktor lingkungan juga mempengaruhi. Kematangan berhubungan dengan masa peka, artinya bahwa kematangan seorang anak terjadi pada waktu dan masa tertentu. Sebagai contoh seorang anak umumnya akan dilatih untuk berjalan sekitar umur satu tahun. Karena pada masainilah anak sudah siap untuk menerima proses tersebut. Jika anak dilatih berjalan pada umur lima bulan maka anak tersebut dapat mengalami kerusakan fisik pada kakinya. Atau bahkan akan terjadi kelainan.
Selain kematangan, pengalaman juga mempengaruhi perkembangan seorang anak. Pengalaman erat kaitannya dengan faktor lingkungan. Dimana lingkunganlah yang memberikan anak tersebut pengalaman. Seorang anak yang mengikuti berbagai organisasi akan lebih mampu untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat dibandingkan dengan anak yang tidak mengikuti sebuah organisasi.
Sehingga kematangan dan pengalaman ikut berperan dalam perkembangan anak, berkaitan dengan kesiapan proses belajar yang akan diberikan pada sang anak.
Perkembangan anak dapat bersifat kontinuitas dan diskontinuitas. Kontinuitas yaitu perkembangan anak berjalan secara bertahap dan berkesinambungan. Sebagai contoh seorang anak yang mulanya belum bisa berjalan menjadi bisa berjalan, kemudian mulai bisa berlari. Proses dari belajar berjalan hingga dapat berlari itu merupakan sifat kontinuitas. Karena berjalan dengan bertahap dan berkesinambungan. Sedangkan diskontinuitas merupakan perkembangan yang terjadi secara tidak sinambung. Artinya bahwa perubahan yang terjadi pada diri anak juga berbeda-beda secara kualitatif.
Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak.
Perkembangan biologis merupakan perkembangan pada anak yang erat kaitannya dengan faktor hereditas. Perkembangan biologis mengikutsertakan aspek dalam diri anak itu sendiri seperti hormon dan materi-materi lain yang mendorong adanya perkembangan pada anak, terutama pada fisiknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan biologis erat kaitannya pertumbuhan. Pertumbuhan itu sendiri melibatkan perkembangan fisik. Pada diri anak perkembangan fisik memiliki karakteristik dan ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan sesudah maupun sebelum anak-anak. sebagai contoh, fisik seorang anak akan berbeda dengan fisik seorang bayi, dan akan berbeda pula dengan fisik orang dewasa. Hal ini erat kaitannya dengan konsep anak sebagai totalitas yang menyebutkan bahwa anak berbeda dengan orang dewasa baik dari segi fisik dan psikisnya. Perkembangan biologis dipengaruhi oleh faktor hereditas, yaitu faktor dari dalam yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Dalam faktor hereditas terdapat gen yang merupakan pembawa sifat induk untuk keturunannya. Dalam gen itu sendiri ada sifat resesif dan sifat dominan. Sifat dominan inilah yang nantinya akan muncul dan terlihat dalam diri keturunannya.
Berbeda dengan perkembangan biologis, perkembangan perseptual anak hanya mengikutsertakan aspek dari luar seperti faktor lingkungan. Perkembangan perseptual anak merupakan reaksi dari rangsangan untuk alat indra. Baik melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, atau penciuman yang kemudian akan diteruskan ke otak untuk diolah menjadi suatu persepsi yang belum diketahui kebenarannya. Sebagai contoh seorang anak melihat burung yang belum pernah dilihatnya. Karena kesan pertama yang disalurkan ke otak merekam bahwa burung itu dapat menggigit, maka si anak akan mempunyai persepsi bahwa burung itu dapat menggigit dirinya dan akan timbul rasa takut dalam dirinya. Padahal belum tentu benar kalau burung itu dapat menggigit manusia. Perkembangan perseptual dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu faktor dari luar dimana anak berkembang, seperti lingkungan sosial masyarakatnya, dan segala aspek komunikasinya.
Perkembangan biologis dan perkembangan perseptual anak akan berjalan saling beriringan. Prosesnya akan berhubungan dengan pola pikir dan tingkah laku anak. sebagai contoh anak umur sepuluh tahun memiliki pola pikir yang masih sederhana, secara fisiknyapun belum menunjukkan perilaku yang mencerminkan kematangan. Berbeda dengan anak usia tujuhbelas tahun, ia akan memiliki pola pikir yang lebih matang, dan fisaiknya pun dapat mencerminkan kematangan pola pikirnya. Ini berarti bahwa perkembangan biologis akan saling berjalan secara beriringan dan bertahap.
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang proses tumbuh kembang anak yaitu proses pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan. Secara umum ciri-ciri tumbuh kembang anak adalah:
  • Pertumbuhan dan perkembangan terjadi bersamaan dan berkorelasi. Misalnya: pertumbuhan otak dan serabut syaraf anak akan disertai perubahan fungsi yaitu perkembangan intelegensianya.
  • Perkembangan mempunyai pola yang teratur dan berurutan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan tahap selanjutnya. Misalnya: sebelum anak bisa berjalan, ia harus bisa berdiri dahulu.
  • Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai pola yang tetap yaitu: perkembangan lebih dahulu terjadi pada daerah kepala kemudian menuju kearah bawah (kaudal), perkembangan terjadi pada kemampuan gerak kasar terlebih dahulu, kemudian diikuti kemampuan gerak halus.
  • Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Kematangan merupakan proses dari dalam (intrinsik) yang terjadi dengan sendirinya sesuai bakat dan potensi anak. Sedangkan proses belajar akan mengasah kemampuan anak sehingga anak memiliki kemampuan menggunakan sumber dan potensi yang diwariskan pada anak.
  • Perkembangan dapat diramalkan. Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak dari tahapan umum ketahapan spesifik yang terjadi secara teratur dan berkesinambungan. Dengan demikian tahapan perkembangan seorang anak dapat diramalkan.

Tahapan perkembangan anak yang berusia 0-72 bulan sebagai berikut:
 Usia 0-3 bulan:
  • Mengangkat kepala setinggi 45°
  • Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
  • Melihat dan menatap wajah anda
  • Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh 
  • Suka tertawa keras 
  • Bereaksi terkejut terhadap suara keras
  • Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
  • Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak
 Usia 3-6 bulan:
  • Berbalik dari telungkup ke telentang
  • Mengangkat kepala setinggi 90°
  • Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
  • Menggenggam pensil
  • Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
  • Memegang tangannya sendiri
  • Berusaha memperluas pandangan
  • Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
  • Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
  • Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri

Usia 6-9 bulan:
  • Duduk sendiri (dalam sikap bersila)
  • Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
  • Merangkak dan meraih mainan atau mendekati seseorang
  • Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
  • Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang bersamaan
  • Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
  • Bersuara tanpa arti seperti: mamama, bababa, dadada, tatata
  • Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
  • Bermain tepuk tangan/cilukba
  • Bergembira dengan melempar benda
  • Makan kue sendiri

Usia 9-12 bulan:
  • Mengangkat badannya ke posisi berdiri
  • Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
  • Dapat berjalan dengan dituntun
  • Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
  • Mengenggam erat pensil
  • Memasukkan benda ke mulut
  • Mengulang menirukan bunyi yang didengar
  • Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
  • Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
  • Bereaksi terhadap suara bisikan (perlahan)
  • Senang diajak bermain "CILUK BA"
  • Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

Usia 12-18 bulan:
  • Berdiri sendiri tanpa berpegangan
  • Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
  • Berjalan mundur 5 langkah
  • Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata "mama".
  • Menumpuk dua buah kubus
  • Memasukkan kubus di kotak
  • Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
  • Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

Usia 18-24 bulan:
  • Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
  • Berjalan tanpa terhuyung-huyung
  • Bertepuk tangan, melambai-lambai
  • Menumpuk empat buah kubus
  • Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
  • Menggelindingkan bola kearah sasaran
  • Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
  • Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
  • Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

Usia 24-36 bulan:
  • Jalan menaiki tangga sendiri
  • Dapat bermain dan menendang bola kecil
  • Mencoret-coret pensil pada kertas
  • Bicara dengan baik, menggunakan dua kata
  • Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
  • Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih
  • Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu membawa suatu benda jika diminta
  • Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
  • Melepas pakaiannya sendiri


 BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan
Perkembangan biologis mengikutsertakan aspek dalam diri anak itu sendiri seperti hormon dan materi-materi lain yang mendorong adanya perkembangan pada anak, terutama pada fisiknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan biologis erat kaitannya pertumbuhan. Pertumbuhan itu sendiri melibatkan perkembangan fisik. Kematangan dan pengalaman juga mempengaruhi perkembangan anak. Karena kematangan itu hakikatnya berjalan secara alami, walaupun terkadang faktor lingkungan juga mempengaruhi. Kematangan berhubungan dengan masa peka, artinya bahwa kematangan seorang anak terjadi pada waktu dan masa tertentu. Sebagai contoh seorang anak umumnya akan dilatih untuk berjalan sekitar umur satu tahun. Karena pada masainilah anak sudah siap untuk menerima proses tersebut. Jika anak dilatih berjalan pada umur lima bulan maka anak tersebut dapat mengalami kerusakan fisik pada kakinya. Atau bahkan akan terjadi kelainan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
NN,.2009. Perkembangan Pada Balita. 2010http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=69:tahapan-perkembangan-anak-balita-0-59-bulan-dan-anak-pra-sekolah-60-72-bulan&catid=36:yang-perlu-anda-ketahui&Itemid=28. 13 November 2010.
NN,2009. Perkembangan Pada Balita. http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/23/makalah-ppd-kd-1/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEAST - Kimi wa dou?

Arashi Biografi

New Dorama: Mioka