Ajak Anak Hemat Air Sejak Kecil

Orangtua Kasih Contoh, Jangan Hanya Kata-Kata Saja Kita sering terkena oleh fakta yang menyebutkan bahwa bumi terdiri dari air yang mencapai 70 persen. Namun sebenarnya fakta itu hanyalah fatamorgana. Jumlah air yang bisa di manfaatkan untuk mempertahankan kehidupan manusia hanya 0,009 persen.air kehidupan yang berupa air tawar tersimpan di sungai, waduk, danau, air tanah, kelembapan hutan, es, dan salju. Aneka cara bisa di lakukan orangtua agar anak-anak memahami pentingnya air bersih yang jumlahnya semakin terbatas di muka bumi ini. Yang penting hanya jangan dengan kata-kata. Beri contooh langsung dengan melakukan penghematan penggunaan air di rumah. Menurut Dosen Fakultas Teknik Lingkungan Univrsitas Indonesia Firdaus Ali, banyak contoh sehari-hari yang bisa menjadi kebiasaan hemat air. Misalnya selalu menutup kran airdi wastafel apabila sedang menyikat gigi. Gunakan gelas untuk kumur-kumur dan membersihkan sikat gigi sehingga tidak ada air yang terbuang sia-sia ke saluran pembuangan. Jangan mendengarkan music ketika sedang mandi dengan shower karena dengan tidak sadar akan menyia-nyiakan banyak air. Jangan membuang air bekas cucian (terutama bilasan terakhir ) ke saluran, tetapi bisa di gunakan untuk mencuci kendaraan, lantai atau menyiram halaman dan tanaman. “Biasakan setiap ada kesempatan untuk duduk, sambil makan untuk ngoblol bersama. Ceritakan kepada mereka bahwa agama mengajarkan kita untuk tidak membuang atau menyia-nyiakan sumber daya air yang sangat di butuhkan untuk hidup dan kehidupan. Katakana pada saat yang sama di tempat lain di belahan bumi banyak orang yang harus berjuang berjalan puluhan kilometer demi untuk 1 jiregen air,” kata Firdaus baru-baru ini. Firdaus mengatakan, seringkali orangtua tidak konsisten antara saran atau himbauan dan apa yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anak-anak di suruh menghemat air, mereka justru sering melakukan yang sebaliknya. “Kita sebagai orngtua juga sering terlambat mengajari anak-anak kita tentang perilaku hemat air sejak awal sekali.”katanya. Jika hal itu di lakukan, anak-anak menjadi tidak peduli dengan ketersediaan air yang terbatas. Terlebih punya keberuntungan tidak pernah sulit mendapatkan air. Firdaus yang juga menjadi anggota badan regulator Pelayanan Air Minum Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta itu mengatakan, selain orang tua, guru juga memegang peran penting dalam memberikan pondasi kepada anak mengenai pentingnya hemat air. Baik orangtua atau guru bisa memberikan stimulus melalui media visual seprti TV, animasi, game, cerita komik, dan sebagainya. Sejak anak duduk di pre school, hingga SD, ekali anak dengan mengadakan kegiatan di lab dan alam terbuka, untuk mengenalkan bahwa air adalah kekayaan alam untuk kehidupan (sahabat )bukan yang menyebabkan bencana, misalnya banjir. Banjir sering terjadi karena kelalaian atau ulah manusia sendiri. Selain itu juga perlu di jelaskan bahwa jumlah air tawar (fres water) sangat terbatas. Air yang terbatas itu untik memenuhi kebutuhan 7 miliar jiwa (penduduk seluruh dunia). Setiap 4 menit ada bayi atau anak yang meninggal dunia karena tidak mempunyai akses ke air dan sanitasi. “Semua informasi itu harus di sampaikan dengan cara yang sederhana tetapi mengena ke anak-anak kita,” kata Firdaus. Firdaus mengatakan baik anak-anak yang tinggal di perkotaan atau di pedesaan harus memiliki pengetahuan mengenai keterbatasan sumber daya air ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEAST - Kimi wa dou?

Arashi Biografi

New Dorama: Mioka