Pertemuan Kedua Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar
Nyi Roro Kidul
Ratu Laut Selatan atau Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh legenda yang
sangat populer di kalangan masyarakat penghuni Pulau Jawa
dan Bali.
Kepercayaan akan adanya penguasa lautan di selatan Jawa (Samudera
Hindia) dikenal terutama oleh suku Sunda
dan suku
Jawa. Orang Bali juga meyakini adanya kekuatan yang menguasai pantai
selatan ini.
Legenda
Tidak diketahui dengan pasti sejak kapan legenda ini dikenal. Namun
demikian, legenda mengenai penguasa mistik pantai selatan mencapai tingkat
tertinggi pada keyakinan yang dikenal di kalangan penguasa kraton dinasti Mataram Islam (Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta) bahwa penguasa pantai
selatan, Kanjeng Ratu Kidul, merupakan "istri spiritual" bagi
raja-raja di kedua kraton tersebut. Pada saat tertentu, kraton memberikan
persembahan di Pantai Parangkusuma, Bantul, dan di Pantai Paranggupita, Wonogiri,
kepada sang Ratu. Panggung Sanggabuwana di komplek kraton Surakarta dipercaya
sebagai tempat bercengkerama sang Sunan dengan Kanjeng Ratu. Konon, Sang Ratu
tampil sebagai perempuan muda dan cantik pada saat bulan muda hingga purnama,
namun berangsur-angsur menua dan buruk pada saat bulan menuju bulan mati.
Dalam keyakinan orang Jawa, Kanjeng Ratu Kidul memiliki pembantu setia
bernama Nyai atau Nyi Rara Kidul (kadang-kadang ada yang menyebut Nyi Lara
Kidul). Nyi Rara Kidul menyukai warna hijau dan dipercaya suka mengambil
orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang berada di pantai wilayahnya
untuk dijadikan pelayan atau pasukannya. Karena itu pengunjung pantai wisata di
selatan Pulau Jawa, baik di Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap, pantai-pantai
di selatan Yogyakarta, hingga Semenanjung Purwa di ujung timur, selalu
diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau.
Di kalangan masyarakat Sunda berkembang anggapan bahwa Ratu Kidul merupakan
titisan dari seorang putri Pajajaran yang bunuh diri di laut selatan karena
diusir oleh keluarganya karena ia menderita penyakit yang membuat anggota
keluarga lainnya malu. Dalam kepercayaan Jawa tokoh ini dianggap bukanlah Ratu
Laut Selatan yang sesungguhnya, melainkan diidentikkan dengan Nyi Rara Kidul,
pembantu setia Kanjeng Ratu Kidul. Hal ini berdasarkan kepercayaan bahwa Ratu
Kidul berusia jauh lebih tua dan menguasai Laut Selatan jauh lebih lama sebelum
sejarah Kerajaan Pajajaran.
Legenda Sunda
Masyarakat Sunda mengenal legenda mengenai penguasa spiritual kawasan Laut
Selatan Jawa Barat yang berwujud perempuan cantik. Tokoh ini disebut Nyi Rara
Kidul. Pada perkembangannya masyarakat cenderung menyamakan Nyi Rara Kidul
dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan Jawa, Nyi Rara Kidul
adalah bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul. Berikut adalah kisahnya.
Di masa lalu, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Dewi Kadita
adalah anak dari Raja Munding Wangi, Raja Kerajaan Pajajaran. Meskipun sang raja mempunyai
seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya berharap
mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan
mendapatkan putra dari perkawinan tersebut. Maka, bahagialah sang Raja.
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja tanpa ada penantang
atas takhtanya, dan ia pun berusaha untuk menyingkirkan Dewi Kadita. Kemudian
Dewi Mutiara datang menghadap Raja, dan meminta agar sang Raja menyuruh
putrinya pergi dari istana. Sudah tentu Raja menolak. Raja berkata bahwa ia
tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putrinya.
Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara hanya tersenyum dan berkata manis sampai
Raja tidak marah lagi kepadanya. Tetapi walaupun demikian, dia tetap berniat
mewujudkan keinginannya itu.
Pada keesokan harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus
pembantunya untuk memanggil seorang dukun tukang tenung. Dia ingin sang dukun
meneluh atau mengutuk Kadita, anak tirinya. Sang dukun menuruti perintah sang
ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan
gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan
dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus
berbuat apa.
Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang
banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit
putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau
mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara
memaksanya untuk mengusir puterinya karena dianggap akan mendatangkan kesialan
bagi seluruh negeri. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan
di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk
mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi berkelana sendirian, tanpa tahu kemana
harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dewi Kadita yang berhati
yang mulia, tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu
meminta agar Sang Hyang Kersa mendampinginya dalam menanggung penderitaan.
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di
Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak
seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Tiba-tiba ia mendengar
suara gaib yang menyuruhnya terjun ke dalam Laut Selatan. Dia melompat ke dalam
air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh
kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia
pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada
sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa dalam Samudera Selatan dan
menjadi seorang dewi yang disebut Nyi Rara Kidul yang hidup selamanya. Kawasan Pantai Palabuhanratu secara khusus dikaitkan
dengan legenda ini.
Cerita serta
mitos tentang Nyi Roro Kidul juga berkembang luas di masyarakat jawa tengah,
terutama di daerah Parang Tritis Daerah Istimewa Jogjakarta, dimana cerita
tersebut menyebutkan bahwa daerah Parang Tritis merupakan pertemuan Sultan
Agung yang merupakan Raja Mataram Islam di daerah Kota Gede yang sekarang
merupakan bagian dari wilayah jogjakarta, dalam mitos tersebut juga menceritakan
bahwa Raja Sultan Agung sering mengadakan pertemuan dengan Nyi Roro Kidul di
wilayah pantai selatan Jogjakarta yaitu di Parang Tritis serta Parang Kusumo
Beberapa
versi menyebutkan bahwa Nyi Roro Kidul, oleh Raja Sultan Agung diangkat menjadi
selir untuk memperkuat pemerintahan Raja Sultan Agung dengan menggabungkan
kerajaan Mataram di dunia nyata dan kerajaan kasat mata yaitu di laut selatan,
beberapa tokoh masyarakat serta paranormal berpendapat bahwa laut selatan
merupakan kerajaan jin yang besar dan dipimpin oleh Nyi Roro Kidul.
Tidak hanya
di wilayah Parang Tritis yang dijadikan pertemuan antara kedua “pemimpin”
tersebut akan tetapi juga terdapat petilasan di daerah Dlepih Tirtomoyo
Wonogiri bagian selatan yang masyarakat setempat sering menyebutnya dengan
Kahyangan. Daerah tersebut memiliki pemandangan yang sangat indah yang
merupakan sebuah sungai dengan bebatuan yang sangat besar serta terdapat air
tejun kecil, konon tempat tersebut merupakan tempat memadu kasih antar Sultan
Agung beserta Nyi Roro Kidul.
Terlepas
dari percaya ataupun tidak percaya, cerita serta mitos tersebut berkembang
hingga saat ini dan menjadi bagian dari budaya, beberapa kalangan yang tidak
percaya menyebutkan bahwa mitos tersebut sengaja diciptakan untuk memperkuat
legitimasi raja-raja jaman dahulu.
Pemilik hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan ruang
khusus bagi Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 di Hotel Grand Bali Beach.
Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa
kebakaran besar Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu
dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji)
setiap hari, namun tidak untuk dihuni dan khusus dipersembahkan bagi Ratu
Kidul. Hal yang sama juga dilakukan di Hotel Samudra Beach di
Pelabuhan Ratu. Kamar 308 disiapkan khusus
bagi Ratu Kidul. Di dalam ruangan ini terpajang beberapa lukisan Kanjeng Ratu
Kidul karya pelukis Basoeki Abdullah. Di Yogyakarta, Hotel Queen of
The South di dekat Parangtritis mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu.
Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan.
Daftar Pustaka :
Komentar
Posting Komentar