Pencarian makna hidup pada mantan narapidana
Rudi adalah seorang
mahasiswa. rudi berasal dari keluarga yang berada. beberapa tahun yang lalau
ayahnya menderita penyakit kangker usus. dan meninggal dunia. akibat dari
ayahnya yang meninggal keadaan ekonomi keluarganya menjadi berubah 180 derajat
berubah. dan ibunya meminjam hutang pada renternir. mungkin karena keadaan yang
tidak pernah di bayangkan oleh rudi. akhirnya rudi melalukan pelarian dari
kondisinya yang sekarang ke arah yang salah, dengan terjerumus ke arah narkoba.
untuk menenangkan dirinya dari masalah yang datang bertubi-tubi menderanya.
akibat dari narkoba rudi pernah mendekam di dalam penjara. dan saat ini
memiliki status sebagai mantan narapidana. perlakuan di lingkunga sekitarnyapun
saat ini berbeda. dia merasa lebih di kucilkan dan keberadaannya terkadang
tidak pernah di anggap di dalam kelas sosial.
setelah keluar dari penjara rudi mulai menyesali
perilakunya dan mulai mencari makna hidup.
dalam
kasus di atas dapat di golongkan ke dalam manusia yang
sakit (psikoanalisa dan turunannya). Psikoanalisa dan
behaviorisme melihat perilaku manusia digerakkan oleh situasi yang
deterministik. Setiap model psikoterapi yang berusaha mengembalikan kebebasan
manusia sebagai suatu yang kodrati, pastilah akan bersinggungan dengan kedua
mahzab diatas.
berkaitan dengan kasus di atas dapat di atasi
dengan menggunakan metode eksistensial atau makna hidup.
A. Makna hidup
Kajian psikologi
akhir-akhir ini menujukkan suatu perkembangan yang kondusif berkenaan dengan
dialog spiritual. Metode ini berawal dari Victor E. Frankl. Beliau merupakan
seorang neuro-psikiater kelahiran Wina, Austria yang berhasil
selamat keluar dari camp konsentrasi maut Nazi pada perang Dunia II, melalui
usahanya untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan hidup bemakna (the
will to meaning). Ternyata harapan untuk hidup bermakna dapat
dikembangkan dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan normal, maupun dalam
penderitaan (suffering), misalnya dalam kondisi sakit (pain), salah (guit).
Pengertian
dari eksistensial itu sendiri adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas
tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar.
Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak
benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya
masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
Gejala-gejala dalam
frustrasi ekstensial tidak terwujud secara nyata, karena pada umumnya bersifat
laten dan terslubung(masked). Perilaku yang manandai frustasi eksistensial biasanya
terungkap dalam berbagai usaha untuk memperoleh kompensasi besar melalui
penyaluran hasrat untuk berkuasa (the will to power) atau
bersenang-senang mencari kenikmatan (the will to pleasure). Frustrasi
eksistensial sering ditemukan dalam gejala neurosis.
Kahampaan
eksistensial biasanya muncul dalam perilaku yang menunjukkan perasaan serba
hampa, gersang, dan kebosanan yang berlebihan. Menurut Frankl , faktor yang
menyebabkan meluasnya kehampaan eksistensial adalah dianutnya ideologi-ideologi tentang manusia bercorak reduksioistik,
pandeterminisme, serta teori-teori
homostatis. Wawasan tersebut menganggap eksistensi manusia
sebagai system yang tertutup atau memandang manusia dari sudut pandang
kemanusiaan yang sub human.
Cara terapis
untuk membantu klien menemukan makna hidupnya:
- Menunjukkan segala sesuatu yang secara potensial
bermakna, namun untuk menentukan apa yang dianggap bermakna, hal itu
terpulang pada individu itu sendiri.
- Menunjukkan sumber-sember makna hidup
- Membantu agar individu lebih menyadari tanggungjawab
pribadi dalam memenuhi tujuan yang harus dicapai serta kewajiban yang
harus ditunaikan.
Macquarrie, J.,1960 An Existentialist Theolog, London, SCM Press LTD
Mueller, S.J.J.J.,
1996 Kamus Filsafat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Mueller, S.J.J.J.,
1996 Kamus Filsafat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Komentar
Posting Komentar