Perilaku Orangtua Model Utama Bagi Anak
Meski sering tidak disadari orangtua sesungguhnya merupakan
tokoh panutan bagi anak. Celoteh, tindak-tanduk, bahkan mimik muka kita pun
bisa ditiru anak. Untuk perilaku positif tentu kita senang. Tapi untuk yang
buruk? Tentu tak satu pun orangtua ingin menularkan pada anak mereka.
Ada cerita soal imitasi ucapan ibu
pada anaknya. Ketika seorang ibu memanggil anak sulungnya keluar kamar,
tiba-tiba anaknya dengan dengan fasih meneruskan ucapan ibunya saat
mengingatkannya untuk segera bersiap sekolah.
“Nanti terlambat, sebentar lagi jam
setengah tujuh, ayah sudah mau berangkat, jangan sampai ketinggalan, ayo minum
susunya, habisakan rotinya!” tiru sang anak sambil bersungut-sungut manuju meja
makan.
“Udah hafal deh Bu! Bosen” sambung
sang anak cuek sambil duduk di ruang makan. Sang ibu tidak menyangka kalau
ucapan yang tanpa sadar diucapkan berulang-ulang setiap pagi bisa ditiru persis
sekali sampai nada tinggi rendahnya pula.
Kemudian ada cerita lainya, saat
seorang ayah mendapat pujian dari jamaah masjid di daerahnya, “Hebat ya
anak-anaknya pak ikhsan, semua pada rajin ke masjid, sama kayak bapaknya.”
Mendengar ini, bisa terjadi jika
sang ayah memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Dan untuk menjadi
contoh yang baik ini, sang ayah bertahun-tahun harus melawan sifat malasnya
untuk pergi shalat subuh di masjid.
Orang tua adalah model utama
Dalam bersikap dan bertingkah laku
setiap anak memang banyak meniru pada lingkungannya, mulai dari orangtua,
nenek-kakek, om-tante, pengasuh, tetangga, sekolah, guru, teman, bahkan dari tv
dan vcd yang ia tonton.
Anak mudah sekali meniru apa yang
dia lihat dan menjadikan lingkungan sebagai model kehidupan. Mulai dari ucapan,
misalnya kata-kata yang mudah untuk diikuti. Atau, tingkah laku yang dilihat
dari tontonan film.
Orangtua pada umumnya menjadi model
utama bagi anak. Karena ayah dan ibu adalah dua orang yang berperan dalam pola
asuh anak sejak dia hadir ke dunia. Maka, jangan kaget bila cara saat orangtua
marah maupun saat menunjukkan kasih sayang, semua akan ditiru dan dipelajari
anak.
Bila orangtua terbiasa menggunakan
kata-kata kasar atau caci maki saat kesal dengan orang lain, anak juga akn
mempelajarinya dan berpikitr, “oh, kalau marah atau kesal sama orang, begitu ya
caranya.” Sehingga, ketika anak kesal pada temannya, maka dia akan begitu juga.
Sebaliknya jika orang tua
mengajarkan untuk saling sayang, saling menghormati, tamu datang dihormati,
hormat pada orangtua dan kakak, sayang pada adik, bahkan binatang pun disayang.
Anak pun akan menirunya. Pada semua orang anak akan menunjukkan rasa hormatnya
dan bersikap santun.
Ayo, jadi model yang baik
Banyak orangtua yang memiliki
harapan tinggi terhadap anaknya, namun perilaku yang diharapkanya belum
dilakukannya. Misalnya, berharap anaknya senang membaca, tetapi orangtua sendiri
tidak suka membaca. Menyuruh anaknya sholat berjamaah, padahal dirinya sendiri
sering meninggalkanya. Tentu cara ini tidak akan efektif.
Contoh yang baik, akan lebih melekat
pada anak bila diiringi dengan penjelasan. Apa manfaatnya senang membaca buku,
apa keuntungannya berjamaah di masjid dan sebagainya.
Dengan begitu, anak secara perlahan
mulai mengerti tentang pentingnya melakukan perbuatan-perbuatan itu. Sehingga
yang diharapkan adalah anak melakukan perilaku tersebut secara sadar dan
menyenanginya, bukan karena paksaan. Maka dari itu, mari mulai sekarang kita
memaksakan diri menjadi model yang baik untuk anak.
http://www.psikologizone.com/perilaku-orangtua-model-utama-bagi-anak
http://www.psikologizone.com/perilaku-orangtua-model-utama-bagi-anak
Komentar
Posting Komentar